Pemberian Tanda dan Simbol Jaringan Tembaga
1) Kabel Primer
Kabel primer pada tiap daerah pelayanan sentral diterminasikan pada RPU sentral tersebut diberi tanda huruf awal P dengan menambah dibelakangnya angka sebagai nomor dari kabel primer yang dimulai dari sebelah kiri ke sebelah kanan (kita menghadap RPU). Pasangan urat kabel primer yang terdapat dalam sebuah kabel primer diberi nomor urut 1 , 2 , 3 dan seterusnya.
2) Kabel Sekunder
Kabel sekunder pada tiap tiap daerah pelayanan rumah kabel diberi tanda huruf awal “s” dengan menambahkan dibelakangnya angka sebagai nomer dari kabel sekunder,dimulai dengan kabel sekunder yang terpajang sebagai s1,dan seterusnya menurut arah jarum jam.
3) Rumah Kabel
Setiap rumah kabel dalam sebuah pelayanan sentral diberi tanda huruf awal “R” dengan menambahklan dibelakangnya huruf menurut abjad dimulai dengan huruf A yang keduannya ditulis dengan huruf besar dengan cacatan bahwa huruf I dan O tidak dipakai.jadi tanda rumah kabel adalah RA,RB,RC,dst sampai dengan RZ. apabila penanaman rumah kabel setelah RZ masih ada lagi rumah kabel kain, maka rumah kabel selebihnya diberikan tanda 2 (dua) huruf awal dimulai dengan RA dan ditambahkna dibelakangnya huruf menurut abjad yang dimulai dengan huruf A dan ketiga huruf tersebut dengan huruf besar.Misanya : RAA,RAB,RAC,…..RAZ dan seterusnya.Pemberian tanda rumah kabel seperti diuraikan diatas dimulai dengan rumah kabel yang mendapat satu dari kabel primer T1 dan mempunyai jarak yang terpanjang dari RPU sentral yang bersangkutan diantara rumah kabel yang mendapat catu dari kabel primer yang sama.
4) Daerah Catu Langsung ( DCL )
Daerah catu langsung diberi tanda huruf awal DCL dengan menambahkan dibelakangnya hurud menurut abjad dimulai dengan huruf A dan empatnya ditulis dengan huruf besar ,seperti DCLA,DCLB, dan seterusnya.
Pemberian tanda DCL tersebut dimulai dengan DCL yang dicatu dari kabel primer dengan nomor yang terkecil dan mempunyai jarak yang terpanjang dari RPU sentral yang bersangkutan diantara DCL yang mendapat catu dari kabel primer yang sama.
5) Kotak Pembagi
a) Didalam daerah catu langsung (dicatu langsung oleh kabel primer)
Titik pembagi baik atas tanah (TPAT) maupun bawah tanah (TPBT) dalam daerah catu langsung dan dicatu langsung dari kabel primer diberi tanda huruf awal besar menurut daerah catu langsung yang bersangkutan ditambah dibelakangnya nomor sevcara berurutn sebagai contoh TP yang terdapat dalam DCCLA diberi tanda A1,A2, dan seterusnya.Pemberian tanda yang dimaksud dimulai dengan TPAT atau TPBT yang mempunyai jarak yang terpanjang dalam daerah catu langsung yang bersangkutan.
b) Dalam jaringan kabel sekunder (dihubungkan melalui kabel sekunder dengan RK).
Titik pembagi atas dan bawah tanah yang dihubungkan dengan rumah kabel melalui kabel sekunder diberi tanda sesuai dengan tanda dari rumah kabel yang bersangkutan ditambah dibelakangnya nomor secara berurutan,misalnya titik pembagi pertama yang dihubungkan dengan RA diberi tanda RA1.Pemberian tanda tersebut dimulai dengan titik pembagi yang mendapat catu dari kabel sekunder dengan nomor paling kecil (S1) dan mempunyai jarak terpanjang dari rumah kabel yang bersangkutan.Apabila pemberian tanda titik pembagi yang dicatu kabel sekunder S1 selesai diteruskan dan pemberian tanda titik oembagu yang tersambung dengan kabel sekunder S2 dan seterusnya.
6) Pekerjaan Sipil
a) Rute Duct
(1) Rute duct utama ( main duct route )Setiap rute duct yang keluar dari sentral diberi tanda huruf awal singkatan dari STO yang bersangkutan, ditulis dengan huruf besar.dengan menambah di belakangnya dua angka sebagai nomor urut dimulai dengan O1.Misalnya SMO1 (SM singkatan STO semarang,rute duct no.1).(2) Rute duct samping ( side duct route )Apabila rute utama tersebut diatas mempunyai rute samping, maka rute samping yang pertama diberi tanda huruf awal yang sama dengan rute utama dengan menambahkan dibelakangnya dua angka dengan nomor urut berikutnya (O2), demikian seterusnya sampai semua rute samping dari rute induk tersebut selesai.Baru kemudian dapat berpindah memberi tanda rute duct utama lainnya (bila ada).
b) Manhole
Setiap manhole pada setiap rute duct utama dan rute duct smaping dibeli tanda 2 angka sebagai nomor urut dimulai dengan O1,ditulis dibelakangnya tanda rute duct utama atau rute duct samping dengan garis miring diantaranya sebagai garis pemisah,misalnya SM/O1…..SMO1/10 dan seterusnya.
c) Hand Hole
Setiap handhole diberi tanda huruf RK yang membawahinya ditambahkan huruf H dan dibelakangnya diberi angka berurutan,misalnya HR1….HR3 dan seterusnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar